RM-70 GRAD, MLRS Pamungkas andalan Korp Marinir TNI AL
RM-70 GRAD, MLRS Pamungkas andalan Korp Marinir TNI AL
Peluncur roket multi RM-70 GRAD masih jadi andalan Marinir TNI AL. Dari
demo penembakan di perbukitan Sangatta, Kalimantan Timur, penggunaan
senjata ini sudah cukup memancarkan kekuatan yang mereka miliki. Gemuruh
roket-roket kaliber 122 mm yang melesat dari deretan 10 x 4 peluncur
yang bertengger di atas dua truk Tatra mewarnai salah satu serangan
Marinir TNI AL dalam latihan Armada Jaya XXXI/2012. Angkasa/Commando
beruntung bisa mengabadikan demo penembakan salah satu senjata TNI AL
ini, karena dari sini kami bisa menjelaskan kepada Anda seperti apa
roket-roket itu keluar dengan lidah api dari peluncurnya.
Selain RM-70, Marinir TNI AL juga mendemokan penembakan Howitzer HOW-105
guna mendukung serangan yang dilakukan BMP 3F dan LVT-7. Serangan
artileri ini dilakukan setelah lebih dari dua ribu prajurit mendarat di
Pantai Sekerat, Sangatta, Senin (15/10) dinihari. KSAL Laksamana TNI
Soeparno, Direktur Latihan Laksda TNI
Arief Rudianto, berserta pimpinan TNI AL meninjau langsung bagian
terakhir dari skenario penguasaan kembali wilayah Indonesia yang
dikuasai musuh ini. Sebelum Marinir menyerang, seperti dilaporkan
Angkasa/Commando, kapal perang TNI AL KRI-354 Oswald Siahaan telah
mematahkan lebih dulu kekuatan laut musuh dengan serangan rudal Yakhont.
RM-70 adalah senjata artileri buatan Cekoslovakia yang digubah dari BM
(Boyevaya Machina)-21 GRAD rancangan Rusia. Sesuai angka yang tertera di
belakang namanya, Raketomet Vzor ini diperkenalkan pada 1970. Daya
gempur RM-70 sendiri dilaporkan lebih tinggi dibanding BM-21. Dengan
total berat peledak sekitar 256 kg, 40 roket yang ditembakkan dikatakan
mampu menimbulkan kerusakan di wilayah sekitar tiga hektar. Oleh karena
teknik penggunaannya yang sederhana dan mudah diperoleh, senjata ini
cukup banyak ditemukan di wilayah konflik Afrika dan Timur Tengah. Di
Lebanon, peluncur roket ini juga dikenal dengan nama Katyusha. Indonesia
sendiri telah mengadopsi roket ini untuk roket RHan-122 yang tengah
dipersiapkan masuk tahap produksi.