Korps Marinir TNI-AL Republik Indonesia
 |
| Baret Korps Marinir |
Korps Marinir Atau Kormar berperan aktif dalam berbagai operasi militer di Indonesia. Salah satu operasi amfibi militer terbesar adalah Operasi Jayawijaya, di mana ribuan marinir direncanakan untuk mendarat di Biak pada tahun 1963 sebagai bagian dari Kampanye Trikora untuk merebut Irian Barat dari kekuasaan Belanda. Namun Operasi itu dibatalkan sebagai konsekuensinya penawaran pihak belanda dalam Perjanjian New York.
 |
| Artileri Korps Marinir |
Pada tahun 1999 rencana diusulkan untuk memperluas Kormar berperan dari kekuatan 13.000 tentara. Berdasarkan rencana ini, basis setiap Kormar berperan itu akan memiliki tiga brigade tempur: Infanteri, Kavaleri, Artileri dan dan akan didukung oleh satu resimen Bantuan Tempur dan satu resimen Bantuan Administrasi. Ekspansi akan membuat tiga Kormar berperan.
basis: Surabaya untuk bagian Timur, Jakarta untuk bagian Tengah, dan Pulau Rate di Lampung untuk bagian Barat. Sekarang Korps Marinir Indonesia diperkirakan memiliki 29.000 tentara di 2 angkatan laut atau (Pasmar) sama dengan divisi tentara dan satu resimen infanteri laut.
 |
| Kavaleri Korps Marinir |
Setelah reorganisasi diperkenalkan pada Maret 2001, korps terdiri dari 1 Korps Marinir Group (1,3,5 Batalyon) di Surabaya, dan Independen Korps Marinir Brigade (2,4,6, Batalyon) di Jakarta. (JDW 11 April 2001). The 8th Bn dibentuk pada Januari 2004 dan Bn 9 adalah karena dibentuk pada bulan April 2004. Mereka direncanakan untuk menjadi bagian dari sebuah kelompok baru yang akan mencakup Bn 7 dan elemen pendukung. (JDW 18 Februari 2004, hal.18) Cerita Mingguan Pertahanan Jane sama (Robert Karniol, 'Indonesia Memperkuat Marinir') mengatakan kepemimpinan Korps Marinir dilaporkan memiliki ambisi untuk layanan untuk memperluas ke setidaknya dua divisi penuh. Namun dilaporkan bahwa tentara menentang, 'mungkin mencerminkan kekhawatiran itu kepemimpinan atas pengaruh. "
