Popular Posts

Tinggalkan Jakarta


marinir TEAM-
All hands,
Karamnya KRI Teluk Peleng-535 di Pondok Dayung sekali lagi menunjukkan bahwa kawasan Pelabuhan Tanjung Priok hari sudah sangat tak layak untuk tetap menjadi pangkalan bagi Angkatan Laut Indonesia. Memang di masa lalu Pondok Dayung pernah menjadi rumah bagi satuan kapal perang seperti Kodjenkat. Namun dengan perkembangan ekonomi masa kini dan kian tingginya aktivitas perkapalan di Pelabuhan Tanjung Priok, semestinya kekuatan laut Indonesia tak lagi berpangkalan di situ. 
Sebab hal itu menimbulkan kerawanan bagi keamanan kapal perang yang sedang bersandar mengingat pelabuhan itu adalah pelabuhan komersial. Begitu pula dengan pergerakan kapal perang yang dapat dengan mudah dipantau. Alasan sejarah bahwa kapal perang Angkatan Laut sejak jaman kolonial telah menggunakan Pelabuhan Tanjung Priok adalah alasan yang tak relevan lagi.
Yang menjadi masalah adalah tantangan untuk keluar dari zona nyaman bagi kekuatan laut Indonesia itu sendiri. Pemindahan pangkalan Armabar dan juga Kolinlamil dari Tanjung Priok ke wilayah lain di sekitar ujung barat Pulau Jawa atau ujung selatan Pulau Sumatera memunculkan "ancaman" terhadap zona nyaman yang sudah dinikmati saat ini. Zona nyaman yang dimaksud adalah pangkalan saat ini berada di ibukota negara dan sekaligus pusat bermacam aktivitas Indonesia. 
Sedangkan pangkalan baru kemungkinan harus dibangun di wilayah yang masih sepi dan belum berkembang. Dibutuhkan suatu pengorbanan dari berbagai sisi untuk mampu beradaptasi dengan wilayah di sekitar pangkalan baru untuk lima tahun pertama, termasuk pengorbanan rohani. Kalau Angkatan Laut Indonesia berani keluar dari zona nyaman itu, maka agenda relokasi pangkalan dari Pelabuhan Tanjung Priok gampang dan mudah untuk dimasukkan dalam Renstra Angkatan Laut, begitu pula realisasinya.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...