Popular Posts

Tantangan Penambahan Kapal Kombatan


marinir TEAM-

All hands,
Pengadaan kapal fregat dari Inggris eks kelas Nakhoda Ragam yang tak jadi berlayar menuju Bandar Seri Begawan akan segera memasuki fase menentukan, yaitu pengiriman calon pengawak tiga kapal perang itu ke Negeri Pangeran Charles. Pengadaan kapal fregat yang semula tak tercantum dalam Renstra 2010-2014 versi awal itu diharapkan akan mampu meningkatkan kemampuan kekuatan laut Indonesia menghadapi beragam tantangan yang muncul di laut. Kehadiran tiga fregat itu akan menjadikan kapal perang yang lama terikat di galangan BAe itu sebagai kapal kapital bersama dengan empat korvet kelas Sigma. Sementara kapal kelas lainnya yang ada di jajaran Satkor Armatim akan semakin "terpinggirkan" seiring dengan usia yang sudah berumur dan banyaknya permasalahan teknis yang melingkupi.
Terdapat sejumlah hal yang perlu mendapat perhatian dengan pengadaan tiga fregat itu. Pertama, dukungan logistik. Dukungan logistik kapal itu bersifat kritis sebagaimana dukungan logistik kapal kombatan lainnya. Sudah puluhan tahun permasalahan yang terkait dengan dukungan logistik tak pernah beres. Akibatnya, kapal perang yang tergolong baru pun dan masih menjadi andalan utama Angkatan Laut Indonesia untuk kepentingan operasional tingkat kesiapannya tak seperti yang diharapkan karena tak semua suku cadang yang dibutuhkan terdapat di gudang logistik.
Kedua, kemampuan pemeliharaan. Kapal kombatan masa kini menggunakan teknologi digital dalam subsistem senjata, sewaco dan propulsi. Misalnya, penggantian chip pada subsistem propulsi bukan sekedar melepas chip lama dan memasukkan chip baru, tetapi juga harus disertai kemampuan memprogram chip itu. Titik kritisnya adalah apakah kemampuan dan peralatan untuk melaksanakan programming chip itu berada di pihak teknisi Angkatan Laut Indonesia atau di pihak kontraktor (produsen propulsi)? Kondisi serupa juga berlaku pada subsistem senjata dan sewaco.
Berdasarkan pengalaman mengoperasikan kapal perang yang menyandang teknologi tahun 2000 ke atas, masalah dukungan logistik dan kemampuan pemeliharaan merupakan titik kritis dalam kesiapan operasional kapal kombatan Indonesia. Walaupun hal yang serupa juga ditemui pada kapal perang teknologi 1980-an, akan tetapi kendala kemampuan pemeliharaan pada kapal perang teknologi lama itu tak serumit pada kapal perang teknologi 2000 ke atas. Sebab di kapal perang masa lalu tak dikenal adanya chip, sementara apabila satu chip saja pada kapal perang teknologi 2000 tak berfungsi, maka fungsi subsistem secara keseluruhan akan terganggu secara signifikan. 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...