Popular Posts

Sikap Indonesia Terhadap Australia

marinir TEAM- Sikap Indonesia Terhadap Australia All hands, Sadap menyadap adalah hal yang lumrah dalam hubungan antara negara, walaupun hal itu bertentangan dengan hukum internasional dan tata krama hubungan antar bangsa. Kalau ada negara-negara yang merasa tak nyaman disadap oleh Australia dan Amerika Serikat, hal itu juga lumrah pula. Namun perasaan tidak nyaman itu harus diungkap secara konkrit dan tak sebatas memanggil Duta Besar kedua negara ke Departemen Luar Negeri negara-negara yang disadap. Begitu pula dengan Indonesia. Kalau Jakarta tak nyaman disadap oleh duo Canberra dan Washington, ekspresi tidak nyaman bukan semata memanggil Duta Besar kedua ibukota ke Pejambon. Ekspresi tak nyaman harus diwujudkan dalam bentuk yang konkrit. Seperti apa bentuk konkrit yang dimaksud? Indonesia memiliki banyak opsi untuk mewujudkan rasa tak nyaman dalam ranah kerjasama kedua negara, termasuk kerjasama pertahanan. Sebagai contoh, Jakarta tidak mengirimkan perwira militernya untuk menjalani pendidikan dan kursus militer di Australia dan Amerika Serikat pada 2014. Apabila Indonesia mempunyai nyali yang lebih besar lagi, Jakarta bisa menghentikan kerjasama penanganan manusia perahu di Samudera India, termasuk menghentikan patroli bersama antara Angkatan Laut Indonesia dengan Angkatan Laut Kerajaan Australia. Terhadap Washington, Jakarta bisa membatalkan program FMS untuk pengadaan sistem senjata, misalnya pengadaan rudal AGM-65 Maverick atau rudal anti tank Javelin. Pertanyaannya adalah beranikah Jakarta mengambil langkah yang lebih konkrit daripada sekedar memanggil diplomat senior Canberra dan Washington ke Pejambon?
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...