marinir TEAM-
All hands,
All hands,
Angkatan Laut Kerajaan Inggris telah mengalami pasang surut sejak tiga
abad silam. Setelah menjadi penguasa lautan dunia hingga awal Perang
Dunia Kedua, pasca Perang Dunia Kedua posisinya mengalami penurunan
pasca Perang Dunia Kedua. Lautan dunia selanjutnya dikontrol oleh
Amerika Serikat dan dibayang-bayangi oleh Uni Soviet.
Pasca 1971, kehadiran Angkatan Laut Kerajaan Inggris secara geografis
terbatas hingga Terusan Suez. London menarik diri dari kawasan Asia
Pasifik dan Samudera India dan Washington praktis menggantikan
kekosongan yang ditinggalkan oleh Inggris. Walaupun secara rutin kapal
perang Inggris hadir di kawasan Samudera India dan Asia Pasifik, namun
tingkat kehadirannya cukup rendah. Bahkan setelah Perang Dingin
berakhir, pemerintah Inggris mencanangkan bahwa kehadiran Royal Navy
hingga Terusan Suez.
Situasi kembali berubah setelah 11 September 2001 dan Inggris kembali
menyebarkan kekuatan lautnya di bagian timur dari Terusan Suez. Hal itu
untuk mendukung keterlibatan London dalam Perang Afghanistan yang
disponsori oleh Washington. Hingga kini, wilayah operasi Angkatan Laut
Kerajaan Inggris adalah hingga bagian timur Terusan Suez alias di
Samudera India.
Turunnya peran Angkatan Laut Kerajaan Inggris pasca 1971 antara lain
dipengaruhi oleh faktor ekonomi. Bahkan hingga kini, Angkatan Laut
tertua di dunia itu mengalami kesulitan anggaran sehingga tak bisa lagi
mengimplementasikan slogan British Rules the Waves sebagaimana
yang dilaksanakannya hingga awal Perang Dunia Kedua. Kesulitan anggaran
mendorong modernisasi kapal perang Inggris saat ini pun tak berjalan
lancar. Sebagai contoh, masih menjadi perdebatan apakah Downing Street
10 akan mengalokasikan anggaran untuk pembuatan kapal induk HMS Prince
of Wales setelah kapal induk HMS Queen Elizabeth selesai diproduksi
dalam dua tahun ke depan.
Meskipun Angkatan Laut Kerajaan Inggris dilanda masalah kesulitan
anggaran, akan tetapi kondisi tersebut tak dijadikan alasan untuk
menarik diri dari peran global. Keterbatasan jumlah kapal perang tak
menghalangi Inggris untuk menunaikan komitmen globalnya. Dalam penunaian
komitmen itu, Inggris memberikan fokus operasional pada wilayah
tertentu saja, khususnya Laut Mediterania dan perairan sebelah timur
Terusan Suez.