All hands,
Sejak memimpin Rusia pada awal 2000, Vladimir Putin sangat ingin kembali
membangkitkan kekuatan pertahanan negerinya. Saat ini Presiden Putin
telah melaksanakan sejumlah kebijakan yang terkait dengan revitalisasi
industri pertahanan Rusia. Misalnya dengan menggabungkan sejumlah
industri serupa dalam suatu payung besar.
Selain itu, pria yang gemar menampilkan foto-foto macho-nya itu pula
melaksanakan modernisasi kekuatan pertahanan Rusia. Bentuknya adalah
pengadaan berbagai sistem senjata baru untuk memperbarui Angkatan
Bersenjata Rusia. Termasuk pula meningkatkan kehadiran patroli Angkatan
Laut Rusia di perairan internasional seperti yang dilakukan oleh Uni
Soviet di masa lalu.
Untuk menguji kesiapan sistem senjata Rusia dari berbagai matra, pada
tahun 2013 saja mantan agen KGB ini telah dua kali melakukan latihan
mliter gabungan dadakan. Caranya adalah menetapkan kondisi siaga pada
seluruh satuan militer Rusia dan kemudian memerintahkan satuan-satuan
itu untuk bertolak dari pangkalan induk masing-masing ke wilayah sasaran
yang ditetapkan.
Salah satu tujuan latihan dadakan itu adalah untuk menguji kesiapan dan
kesiapsiagaan Angkatan Bersenjata Rusia. Dari latihan dadakan itu
terlihat adanya sejumlah sistem senjata Rusia yang tidak siap, khususnya
kapal perang dan pesawat udara. Karena ketidaksiapan itu, maka
unsur-unsur itu tak bias digerakkan ke wilayah latihan.
Indonesia sebaiknya mengadopsi cara Presiden Putin dalam mengukur dan
menguji kesiapsiagaan militernya. Caranya adalah dengan mengadakan
latihan dadakan dalam arti sebenarnya. Sehingga dari sana bisa dilihat
sejauh mana sebenarnya tingkat kesiapan dan kesiapsiagaan militer negeri
ini. Latihan yang dilaksanakan selama ini, baik latihan puncak matra
maupun latihan gabungan TNI tidak menggambarkan kondisi kesiapan dan
kesiapsiagaan militer Indonesia.