Pada latihan
penganggulangan terorisme yang secara resmi dibuka oleh Panglima TNI
Jenderal TNI Moeldoko ini diikuti 10 negara Asean dan 8 negara mitra
asean.
Latihan bersama
Penangulangan Terorisme dalam payung ADMM Plus ini didasari oleh
kesadaran bersama dimana aksi terorisme saat ini oleh dunia
internasional sudah dianggap musuh bersama karena dampaknya dapat
menimbulkan bencana bagi kemanusiaan. Serangan teroris bukan hanya
merupakan tindakan kriminal biasa akan tetapi merupakan ancaman
potensial yang dapat membahayakan kelangsungan hidup negara.
Adapun materi latihan yang akan dilaksanakan antara lain Table Top
Exercise (TTX), Practical Exercise (PE), diskusi dan Praktek Latihan
Kasus (LNG, MANPADS, Major Event–Stadion). Table Top Exercise (TTX)
dimaksudkan untuk mendapatkan wawasan mengenai tantangan, prioritas dan
kemampuan Counter Terrorism (CT) kawasan, dan untuk mengembangkan
berbagai kesempatan kerja sama CT. Sementara Practical Exercise (PE)
dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan CT militer negara ADMM Plus
lewat pertukaran best practices dan demonstrasi teknik, taktik dan
prosedur CT antar angkatan bersenjata dalam mendukung proses penegakan
hukum atau usaha lain yang dilakukan oleh institusi pemerintah yang
memiliki kewenangan.
Dalam latihan Counter Terrorism yang
dipimpin oleh Direktur latihan Danjen Kopassus Mayjen TNI Agus Sutomo
dan Wakil Direktur Latihan Danlantamal XI Brigjen TNI (Mar) Buyung
Lalana ini menggunakan Alutsista antara lain Helikopter (Bell, Puma,
MI-17), Kendaraan Khusus, LCR & Sea Rider, serta melibatkan
sekurangnya 100 orang pasukan elit dari 10 negara peserta dan 60 orang
pasukan elit TNI yang berasal dari Kopassus, Denbravo dan Denjaka.