Jakarta - "Blusukan itu kan artinya tersesat. Sengaja
membuat dirinya tersesat untuk mengetahui sesuatu. Ahmadinejad juga
melakukan hal yang sama. Apakah itu akan selalu berhasil? Harus ada
sistemnya dulu. Jangan ditanya solusi terus jawabannya 'Nanti saja, ini
untuk kepentingan rakyat, hehehe..'," tutur Effendi sambil menirukan
gaya tertawa, entah siapa yang dia tirukan.
Mahpudi, si penulis
buku, menolak menyamakan incognito dengan blusukkan. Menurutnya,
incognito bersifat lebih sistemik. Apalagi saat itu sudah dirancang
Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) dan GBHN.
"Saya tidak bicara tentang blusukan, karena incognito sifatnya lebih sistemik," tegas Mahpudi.
Dikisahkan,
Soeharto melakukan incognito ke berbagai pelosok tempat di Pulau Jawa,
bahkan hingga Bali. Soeharto datang menemui petani, pengrajin tembakau,
memberi pidato di berbagai pesantren, dan berkomunikasi dengan warga.