Pasca ledakan yang menewaskan dua warga Banyuputih, Situbondo, Jawa Timur, TNI minta warga tidak terprovokasi.
Laksamana Muda Iskandar Sitompul Kapuspen TNI mengatakan, dengan kejadian yang ada di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Marinir Baluran Karangtekok, Situbondo, Sabtu (4/5/2013), diharapkan warga paham dengan kondisi yang sudah terjadi.
"Kejadian itu, diluar kebiasaan, karena waktu kejadian, kawasan itu sedang dibersihkan Tim Demolisi atau pembersih senjata dari sisa bahan peledak, yang digunakan untuk latihan tempur," kata Iskandar pada Suara Surabaya.
Dua korban yang meninggal, menurut Iskandar, merupakan orang menyuruh empat korban luka, untuk mencari sisa peluru tajam, yang mengandung kuningan. "Karena harganya mahal, maka mereka memburu kuningan itu, untuk dijual," terang Iskandar.
Ditambahkan Iskandar, empat orang yang luka akibat ledakan itu, hanya mendapat upah Rp. 50 ribu sehari, untuk mencari sisa peluru yang mengandung kuningan.
"Selama ini kejadian seperti itu tidak pernah terjadi, karena sebelum melakukan kegiatan latihan tempur, TNI sudah melakukan sosialisasi pada semua warga yang ada di sekitar Puslatpur," ujar Iskandar.
Menurut Iskandar, kejadian yang menewaskan Syukur (39) dan Untung (34) itu, juga sudah mendapat perhatian serius Laksamana Muda Agung Pangarmatim, yang langsung berkunjung ke rumah para korban. "Selain menemui keluarga korban, TNI juga memastikan akan menanggung semua biaya pendidikan anak-anak korban sampai kelas 6 SD," paparnya.
Iskandar menegaskan, selama ini hubungan TNI dengan warga di sekitar Puslatpur sangat baik, karena setiap melakukan kegiatan, warga selalu dilibatkan dan diberi sosialisasi agar tidak mendekat di area latihan tempur, karena berbaya.
"Di kawasan latihan juga sudah diberi tulisan dilarang masuk, karena kawasan itu merupakan kawasan yang berbahaya, khususnya selama digunakan untuk latihan tempur," jelas Laksamana Muda Iskandar Sitompul Kapuspen TNI.
Laksamana Muda Iskandar Sitompul Kapuspen TNI mengatakan, dengan kejadian yang ada di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Marinir Baluran Karangtekok, Situbondo, Sabtu (4/5/2013), diharapkan warga paham dengan kondisi yang sudah terjadi.
"Kejadian itu, diluar kebiasaan, karena waktu kejadian, kawasan itu sedang dibersihkan Tim Demolisi atau pembersih senjata dari sisa bahan peledak, yang digunakan untuk latihan tempur," kata Iskandar pada Suara Surabaya.
Dua korban yang meninggal, menurut Iskandar, merupakan orang menyuruh empat korban luka, untuk mencari sisa peluru tajam, yang mengandung kuningan. "Karena harganya mahal, maka mereka memburu kuningan itu, untuk dijual," terang Iskandar.
Ditambahkan Iskandar, empat orang yang luka akibat ledakan itu, hanya mendapat upah Rp. 50 ribu sehari, untuk mencari sisa peluru yang mengandung kuningan.
"Selama ini kejadian seperti itu tidak pernah terjadi, karena sebelum melakukan kegiatan latihan tempur, TNI sudah melakukan sosialisasi pada semua warga yang ada di sekitar Puslatpur," ujar Iskandar.
Menurut Iskandar, kejadian yang menewaskan Syukur (39) dan Untung (34) itu, juga sudah mendapat perhatian serius Laksamana Muda Agung Pangarmatim, yang langsung berkunjung ke rumah para korban. "Selain menemui keluarga korban, TNI juga memastikan akan menanggung semua biaya pendidikan anak-anak korban sampai kelas 6 SD," paparnya.
Iskandar menegaskan, selama ini hubungan TNI dengan warga di sekitar Puslatpur sangat baik, karena setiap melakukan kegiatan, warga selalu dilibatkan dan diberi sosialisasi agar tidak mendekat di area latihan tempur, karena berbaya.
"Di kawasan latihan juga sudah diberi tulisan dilarang masuk, karena kawasan itu merupakan kawasan yang berbahaya, khususnya selama digunakan untuk latihan tempur," jelas Laksamana Muda Iskandar Sitompul Kapuspen TNI.
