MAYANETRA YAMADIPATI (DATANG TIDAK TAMPAK UNTUK MEMATIKAN)
SEJARAH
Sejak berdirinya KKO AL
setiap penugasan dirasakan perlunya data-data intelejen, serta pasukan
khusus yang terlatih dan mampu melaksanakan kegiatan khusus yang tidak
dapat dikerjakan oleh satuan biasa dalam rangka keberhasilan tugas.
Menjawab kebutuhan tersebut, pada tanggal 13 Maret 1961 berdasarkan Surat Keputusan (SK) Komandan KKO AL No.47/KP/KKO/1961 tanggal 13 Maret 1961, tentang pembentukan KIPAM. Pada tanggal 13 Maret 1961, KIPAM berdiri dibawah Yon Markas Posko Armatim - I, para perintis berdirinya KIPAM adalah Bapak Sumardi, Bapak Untung Suratman, Bapak Moelranto Wiryohuboyo, dan Bapak Ali Abdullah. Pada tanggal 25 Juli 1970 KIPAM berubah menjadi Yon lntai Para Amfibi. Tanggal 17 November 1971 Yon lntai Para Amfibi berubah menjadi Satuan lntai Amfibi, pada akhirnya berubah menjadi Batalyon lntai Amfibi atau disingkat Yon Taifib Mar dibawah Resimen Bantuan Tempur Korps Marinir. Seiring dengan perkembangan Korps Marinir dengan peresmian Pasmar I SK Kasal No. Skep/08/111/2001 tanggal 12 Maret 2001 tentang Yon Taifib Marinir tidak lagi dibawah Resimen Bantuan Tempur Korps Marinir (Menbanpurmar), akan tetapi langsung berada dibawah Pasmar. Melihat lingkup penugasan serta kemampuannya, akhirnya Taifib secara resmi disahkan menjadi Pasukan Khusus TNI AL. Hal ini sesuai dengan SK Kasal No. Skep/1857/XI/2003 tanggal 18 November 2003 tentang Pemberian Status Pasukan Khusus kepada Intai Amfibi Korps Marinir.
YonTaifib
mempunyai tugas pokok membina dan menyediakan kekuatan serta membina
kemampuan unsur-unsur amfibi maupun pengintaian darat serta tugas-tugas
operasi khusus dalam rangka pelaksanaan operasi pendaratan amfibi,
operasi oleh satuan tugas TNI AL atau tugas-tugas operasi lainnya. Tugas Taifib tercantum Dalam lampiran IV Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Skep/163/V/2003.
Didapatkan melalui seleksi yang ketat, berasal dari prajurit Marinir
pilihan yang mempunyai kemampuan fisik prima, serta mempunyai tingkat
psikologi standar Pasukan Khusus sesuai tuntutan. Rasio pasukan Taifib
jauh lebih kecil dari pasukan reguler, karena dalam tugas-tugas khusus
dituntut kecepatan, kerahasiaan yang tinggi, keakuratan, keuletan,
disiplin lapangan serta keberhasilan tugas. Dididik dengan ketat, keras
dan profesional oleh pelatih - pelatih berkarakter khas Taifib Marinir
melalui beberapa tahap, dimana setiap tahapan yang dibuat untuk
mengukur tingkat kesiapan siswa dan melanjutkan proses penggemblengan
untuk menjadi calon prajurit Taifib.
Dilatih secara khusus mengikuti program yang ketat dengan tingkat risiko
yang tinggi. Hal tersebut tergambar dalam program berupa pembinaan yang
keras, pembinaan mental dengan tingkat stressing yang tinggi, pembinaan
berbagai keterampilan khusus yang dikondisikan seperti dalam tugas
sebenarnya. Latihan-latihan tersebut meliputi kemampuan dalam aspek yang
harus dilaksanakan, yaitu medan Latihan aspek laut meliputi pengintaian
amfibi, Raid amfibi, selam kedalaman, selam tempur, infiltrasi bawah
air, atau combat swimmer melalui peluncur torpedo kapal selam, demolisi
bawah air, sabotase bawah air, selam SAR, renang jarak sedang sampai
dengan jarak jauh, renang/dayung menembus gelombang menggunakan daerah
latihan pantai selatan. Kemampuan berenang di laut dengan jarak jauh
yang merupakan persyaratan siswa Taifib adalah menyeberangi teluk Poncomoyo sejauh ± 12 km/7 mil. Disini para siswa Taifib
dihadapkan pada kondisi laut yang mempunyai arus kuat dan gelombang
yang tinggi serta jarak yang jauh dengan batas waktu yang ditentukan,
selain itu prajurit Taifib juga
dibekali dengan Drown proofing yaitu tekhnik bertahan di air. Latihan
aspek darat meliputi Pengintaian darat (Rute, sasaran, DZ/LZ, daerah
pendaratan) Raid pembebasan tawanan, raid penculikan, daki serbu,
sniper, intelijen, sabotase dan tugas khusus lainnya. Latihan aspek
udara meliputi Mobud, combat free fall dengan sistem HALO dan HAHO,
STABO/SPIE. Prajurit Taifib memiliki
kemampuan melaksanakan tugas secara berdiri sendiri, dari induk pasukan
dalam artian mampu melaksanakan survival secara tim maupun perorangan,
mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya dan mampu mengatasi
tekanan mental di daerah penugasan, kemampuan infiltrasi dan eksfiltrasi
ke atau dari daerah musuh.
CIRI PRAJURIT TAIFIB Atribut
Personel Taifib memakai Brevet Intai Amfibi-TRI MEDIA (Brevet Komando Hutan dan Brevet Para Dasar tidak digunakan lagi), Brevet Pandu Para, Brevet Free Fall, Mobile Udara, Menembak Tepat (Sniper) yang baru (jika naik kelas di kelas Senapan.Pistol), Brevet Selam Tempur, Brevet Renang Selat dan Brevet lain yang berhak digunakan personel Taifib yang diperoleh dari paket Pendidikan Taifib Marinir.
Baret prajurit Pemakaian Baret Prajurit Intai Amfibi Korps Marinir TNI AL tetap berwana Ungu, yang membedakan prajurit Marinir biasa dengan Taifib hanya di Baret Prajurit Intai Amfibi ada Brevet “TRI MEDIA” di samping Pataka Korps Marinir.
Seragam prajurit
Untuk Prajurit Taifib yang masih berdinas di satuan tempur/Combatan, pemakaian seragam PDH maupun PDL pada lengan kanan menggunakan Tali Kur Merah Biru.
Personel YonTaifib Korps Marinir TNI - AL adalah personel pasukan khusus yang menempati hirarki tertinggi dalam jajaran Korps Marinir dan TNI - AL. Bersama Kopaska, Taifib adalah personel pilihan dan terbaik di lingkungan Marinir khususnya dan TNI – AL umumnya. Mereka dikenal sangat lethal di medan operasi sebagaimana para “saudara” lainnya pasukan khusus di matra darat dan udara. Kemampuan Taifib tak hanya bertempur dapat bertempur tapi juga berperan sebagai satuan intelijen tempur yang handal. Pendidikan hampir 9 bulan dihabiskan untuk menciptakan pasukan Intai Amfibi yang handal, cepat dan rapi dalam menyelesaikan suatu misi khusus. Tak heran manuver dan gerakan personel Taifib dalam operasi klandestein membuat musuh kelimpungan. Sesuai namanya Taifib dapat bertempur di darat, laut, udara dan bawah permukaaan air. Mereka juga memiliki ilmu pasukan katak dan linud setingkat parako untuk menjalankan tupoksinya bagi operasi amfibi Korps Marinir dan TNI.
STRUKTUR ORGANISASI
Yon Taifib sekarang terdiri dari 2 Batalyon di bawah komando Pasmar I dan II (Pasukan Marinir adalah sebutan bagi satuan setingkat Divisi di Korps Marinir). Batalyon ini dikomandani seorang Letkol (Mar) yang dulunya juga anggota Taifib. Para Dan Yon Taifib langsung bertanggung jawab ke Dan PasMar. Prajurit Taifib diperkirakan berjumlah 1000 prajurit dengan komposisi 85% adalah kombatan.