Marinir Membeli Senjata Anti Serangan Udara dan Menambah Tank BMP-3F
Marinir Membeli Senjata Anti Serangan Udara dan Menambah Tank BMP-3F
Istana Dipasangi Senjata Anti-Serangan Udara
JAKARTA- Istana Negara, Jakarta bakal dipasangi senjata antiserangan
udara. Senjata ini merupakan sebagian dari tujuh senjata antiserangan
udara baru yang akan menjadi milik Korps Marinir TNI Angkatan Laut.
Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal Alfan Baharudin mengatakan
persenjataan seharga total 15 juta dollar AS atau Rp 135 miliar itu
sebagian bakal dipasang di sekeliling Istana Negara, Jakarta, untuk
pengamanan serangan dari udara.
"Sekarang sudah mulai dirakit dan akan dikirim ke sini akhir tahun," kata Mayor Jenderal Alfan Baharudin.
Senjata itu berupa kendaraan tempur yang dilengkapi meriam kaliber 35
milimeter ini dan dibeli dari Swiss, tapi dirakit oleh perusahaan di
China.
Alfan menjelaskan, selain untuk antiserangan udara,
peralatan ini juga bisa dipergunakan untuk serangan darat. Sebagian
senjata ini juga akan ditempatkan di Markas Korps Marinir di Kwitang dan
Markas Brigadir Infanteri Marinir di Cilandak, Jakarta Selatan.
Tujuh senjata tersebut juga dibeli untuk melengkapi kebutuhan Batalion
Artileri Pertahanan Udara Marinir dan mengganti peralatan lama yang
umurnya sudah sangat tua. Peralatan baru pun digunakan untuk
operasi-operasi militer, operasi tempur amfibi, dan pelatihan militer
rutin.
Korps Marinir, kata Alfan, juga membeli lagi kendaraan
tempur Tank BMP3F dengan senjata kaliber 100 milimeter buatan Rusia
sebanyak 54 unit atau setara dengan satu batalion.
Dengan
penambahan ini, Marinir akan memiliki tiga batalion resimen kavaleri.
Tank ini dipesan sejak 2009 dan sudah tiba 17 unit.
Sekedar
diketahui, tank BMP3F mampu melaju dengan kecepatan 70 kilometer per jam
saat berada di darat. Sedangkan kalau di air mencapai 12 knot per mil.
Tank ini menggunakan mesin buatan Ukraina. "Ini tank terbesar di Tanah
Air," ujar Alfan.